Kebudayaan Membentuk Karakter Bangsa

UNY-Karangmalang (27/10). Komunitas Studi Budaya (KSB) Fakultas Bahasa dan Seni UNY di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan Seminar Nasional Kebudayaan dengan tema “Menemukan Kembali Esensi Kebudayaan Indonesia dalam Membentuk Karakter Kebangsaan” dengan menghadirkan Sastrawan Taufiq Ismail dan Endri Nugraha Laksana, Wakil Ketua DPRD Sleman. Seminar dihadiri 650 peserta di Auditorium UNY.
Ketua panitia, Tomi Syafasyah, mengatakan bahwa terselenggaranya seminar ini berangkat dari kegelisahan mahasiswa akan penurunan asistensi kebudayaan Indonesia. Senada dengan Tomi, Ketua Komunitas Studi Budaya menjelaskan, “Seminar Nasional kebudayaan ini diselenggarakan dengan maksud menyadarkan kembali kepada bangsa Indonesia akan esensi budaya Indonesia serta mendefinisikan dan melestarikan budaya sebagai wujud karakter kebangsaan sedangkan bagi intektual muda dan masyarakat untuk memaknai dan memanfaatkan kebudayaan sebagaimana mestinya.” Prof.Dr. Zamzani, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, juga menegaskan dalam pidato sambutan perlunya kesadaran intelektual muda dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk mencintai kebudayaan Indonesia agar tidak diklaim oleh negara lain.
Seminar Nasional ini diawali penjelasan Taufiq Ismail tentang format pembentukan karakter bangsa yang harus segera diubah. Beliau membandingkan pembentukan karakter yang dilakukan pemerintah Indonesia dan negara lain dalam upaya pembentukan karakter bangsa melalui budaya membaca buku wajib bagi siswa. “Negara yang beradab akan mewajibkan siswanya untuk membaca, mendiskusikan dan menuliskan buku,” tegasnya.
Menurut Taufiq Ismail, budaya ini harus digalakkan dengan serius agar Indonesia dapat membentuk karakter yang berkualitas sejak ketertinggalan Indonesia di umur kemerdekaan 61 tahun ini. Berdasarkan hasil survei yang Taufiq tunjukan, perbandingan kewajiban membaca buku sastra SMA di 13 negara adalah 0 buku wajib baca dibandingkan dengan SMA Malaysia 6 Judul buku wajib dan SMA Belanda 30 Judul. Dari kategori jumlah karangan yang dihasilkan di SMA, keproduktifan siswa Indonesia adalah 1 halaman dalam setahun dibandingkan SMA Malaysia 504 halaman/tahun dan Amerika Serikat 1584 halaman/tahun.
Wakil Ketua DPRD Sleman, Endri Nugraha Laksana, berbicara tentang pemerintah terhadap kebudayaan sebagai pembentukan karakter bangsa. Endri memaparkan pemerintah telah berupaya sepenuhnya dalam melestarikan dan memperdayakan keesensian kebudayaan Indonesia namun pemerintah membutuhkan kontribusi setiap elemen baik dari LSM maupun masyarakat dalam menghadapi tantangan budaya di dunia global.